Cerita Sex : Cara Pintas Masuk PNS
Malam itu kira kira pukul 7 malam aku mencari rumah orang pintar tersebut yang diberikan oleh temanku, setelah sekian lama aku mencarinya kurang lebih satu jam akhirnya sampai juga tempat yang aku tuju, diman tempatnya masuk jauh dari jalan raya tempatnya yang sunyi dan banyak pohon kanan kirinya halamannya juga cukup luas setelah sampai aku bergegas mengetuk pintu dan wanita setengah baya yang membukakan pintu dengan senyumnya yang ramah dia memperbolehkan aku untuk masuk rumahya.
Jangan Lewatkan cerita yang menggairahkan lainnya : Ratna Ibu Muda Hot
“Permisi, apa benar ini rumahnya Bu Zahra?” tanyaku kemudian.
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Mas!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi aku segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.
“Ooo, jadi Mas Farid ini juga pengen jadi pegawai negeri to?”
“Iya Bu! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” aku menyodorkan satu botol madu murni kepada Bu Zahra.
“Kalau begitu, silakan Mas Farid ikut saya ke dalam!” Bu Zahra beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang aku berikan tadi.beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan.
Dari belakang aku membentutinya sambil memperhatikan gerakan pantatnya yang membuatku menelan ludah. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Zahra menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.
“Maaf ya Mas Farid! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Bu?” tanyaku malu-malu. Bu Zahra tersenyum,
“Mas Farid gak usah malu. anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Farid!” Bu Zahra benar, pikirku.
Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. Sementara Bu Zahra menyiapkan kelengkapan ritual, aku segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu.
Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu ditangannya , Bu Zahra datang dan duduk di sampingku.
Sesaat aku sempat melihat Bu Zahra mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Bu Zahra mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. aku memejamkan mataku saat tangan lembut Bu Zahra mulai menyentuh dadaku, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku.
Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. aku menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal pahaku.
“Mas Farid sudah punya pacar?” tanya Bu Zahra memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Bu!”
“Ooo…, jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Mas!” kata Bu Zahra meledek.
“ah, Bu Zahra ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Bu Zahra ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. aku juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap.
Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Bu Zahra membiarkannya ketika tanganku mengelusnya.
Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya. filmbokepjepang.net Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Bu Zahra turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat otot- otot perutku yang keras.
“Wah…, badan Mas Farid kekar juga ya.
Pasti Mas Farid rajin olah raga.”
“Ya, tiap pagi saya usahakan untuk olah raga meskipun cuma angkat beban atau sit up.”
“Ooo…, pantesan adi Mas Farid gede!”
“Maksud Bu Zahra, adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..” kata Bu Zahra sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Bu Zahra.
Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.
“Ooohh…, Bu! Enak…!” aku melenguh nikmat. aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Bu Zahra menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. astaga…!
Sekali lagi aku terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus diantara pangkal paha Bu Zahra.
Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam. Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Zahra yang sudah basah itu dengan jariku. Bu Zahra bertambah kelonjatan dan semaikin bersemangat mengocok batang penisku.
Perlahan lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Bu Zahra mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat penisku yang sudah bertonjolan.
“Gimana Mas Farid? Enak kan?” tanya bu Zahra di sela-sela aksinya.
“ahh.., nikmat banget Bu! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” aku memang belum begitu pengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja.
Namun kali ini Bu Zahra memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Terbukti ketika Bu Zahra dengan lembut memasukkan ujung penisku ke mulut mungilnya.
“Ooougghh…yeah…enak, Bu!” nafasku semakin memburu. aku merintih-rintih nikmat, namun Bu Zahra masih asyik mempermainkan penisku di dalam rongga mulutnya. aku juga semakin berani. Kutarik rokny sampai terlepas.
Bahkan Bu Zahra juga melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya bu Zahra masih memiliki tubuh yang bagus. filmbokepjepang.net Kulitnya putih mulus, payudaranya yang masih kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya.
Oh, sungguh sexy. “aahhh…., penis Mas Farid memang luar biasa besarnya.
Hhhmmmm…., saya memang sudah lama mendambakan penis sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Bu Zahra kembali melumat kejantananku.
Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan vaginanya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, akku mendekatkan mulutku ke vagina Bu Zahra yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsah syaraf otakku untuk menjilatnya.
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan vaginanya dengan lembut. “aaaaghhh…! Yaahhh…, begitu Mas! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…!”
Bu Zahra bertambah semangat mempermainkan penisku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang penisku, kepalanya juga bergerak naik turun.
Sesekali beliau menyedo-nyedot ujung penisku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing. Berapa saat kemudian Bu Zahra melepaskan kulumannya.
“Gimana, Mas Farid Suka kan?” tanya Bu Zahra sambil tersenyum padaku. aku hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Bu Zahra yang masih memijit-mijit batang penisku.
“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai penis besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Mas Farid pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.”
Kata Bu Zahra menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan penis Mas Farid yang besar ini!” Bu Zahra mengambil posisi duduk di atas pahaku.
Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke gua darbanya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki memeknya yang hangat , Begitulah kisah seksku yang awalnya ingin masuk PNS dengan cara pintas, mohon jangan serius apalagi mencontoh mungkin kisahku ini hanya kebetulan saja.